Nah berikut ini 3 tanda-tanda dari Allah SWT saat kita didatangi kucing, dikutip kanal Youtube NS BOR CHANNEL: 1. Kedatangan kucing merupakan suatu pertanda agar kita mengingat tentang memberi. Karena rezeki yang kita miliki bukan hanya untuk kita, melainkan ada hak-hak lain yang harus kita lakukan seperti sedekah
MeskipunElisabet mandul, mereka terus berdoa minta anak, “Kami minta anak, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan!”. Pada masa tuanya malaikat Gabriel juga datang kepada imam Zakharia dan berkata, “Zakharia, doamu yang selama ini minta anak, dikabulkan oleh Tuhan. Isterimu akan mengandung dan engkau akan punya anak, dan haruslah engkau
ALLAHyang memberi, ALLAH yang mengambil, segala puji bagi nama ALLAH!” Strong Ibrani <01288> <03068> <08034> <01961> <03947> <03068> <05414> <03068> <08033> <07725> <06174> <0517> <0990> <03318> <06174> <0559> Bahasa Arab وقال عريانا خرجت من بطن امي وعريانا اعود الى هناك. الرب اعطى والرب
cash. Ibnu Athaillah mengingatkan berhati-hati terima hadiah. Ilustrasi hadiah JAKARTA – Pemberian hadiah atau apapun yang sifatnya pemberian tak luput dari adab-adab dan syariat yang menyertainya. Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam menjelaskan dua syarat dalam menerima pemberian dari orang lain. Ibnu Athaillah berkata sebagai berikut لا تَمُدَّنَ يَدَكَ إلى الأخْذِ مِنَ الخَلائِقِ، إلّا أنْ تَرى أنَّ المُعْطِيَ فِيهِمْ مَوْلاكَ. فإنْ كُنْتَ كَذلِكَ فَخُذْ ما وافَقَ العِلْمَ “Jangan pernah kau tengadahkan tanganmu untuk meminta sesuatu kepada para makhluk, kecuali kamu mengetahui bahwa yang memberikan segalanya adalah Allah ta’ala. Lantas jika kamu sudah mengetahui seperti itu, ambil saja sesuatu yang memang telah sesuai dengan ketentuan syariat.” “Pertama, jika kau lihat bahwa yang memberinya adalah Tuhanmu melalui mereka. Artinya, mereka hanyalah perantara, sedangkan yang memberi sesungguhnya adalah Allah. Pandangan semacam itu tidak sekadar menjadi ilmu dan keimanan, melainkan harus menjadi kondisi batin dan perasaan. Sikap itulah yang layak dilakukan oleh seorang murid yang ingin menyucikan diri. Kedua, jika kau telah menyadari bahwa yang memberi sebenarnya adalah Tuhanmu, maka ambillah apa yang sesuai dengan pengetahuanmu. Maksudnya, jangan kau ambil, kecuali yang sesuai dengan ilmu untuk mengambilnya.” Adapun ilmu dalam mengambil itu ada dua macam. Yakni ilmu lahir dan ilmu batin. Contoh ilmu lahir adalah tidak boleh mengambil kecuali dari tangan seorang mukalaf orang yang sudah berlaku kewajiban yang matang dan bersih. Sedangkan contoh ilmu batin, yakni tidak mengambil kecuali yang diberi atas dasar bantuan semata atau jangan diambil. Kecuali yang dibutuhkan saja untuk digunakan dalam kebutuhan tanpa berlebihan dan kekurangan. Ibnu Athaillah menerangkan bahwa sikap itulah yang dilakukan Rasulullah SAW dalam menerima pemberian yang berupa sandang, pangan, dan papan. Ibnu Athaillah berkata, “Jangan kau ambil apapun yang datang kepadamu sebelum waktunya dan yang melebihi kebutuhanmu.” Jangan pula mengambil sesuatu yang diberikan hanya untuk mengujimu. Misalnya diberikan sesuatu yang sebenarnya ingin engkau tinggalkan karena Allah SWT. Sebab hal itu menurut Ibnu Athaillah hanya akan menghalangi seorang hamba untuk menunaikan hak-haknya kepada Allah SWT. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Seluruh Alkitab adalah baik bagi Anda, tetapi Anda tidak akan memperoleh banyak kebaikan darinya kecuali Anda mengenal Yesus Kristus. Untuk memahami firman yang tertulis, Anda perlu mengenal Firman Hidup. Jika Anda mencoba membaca Alkitab tanpa apresiasi akan Yesus – tentang siapa Dia dan apa yang telah dilakukan-Nya – Anda mungkin berakhir meminum obat orang lain. Beberapa ayat akan muncul bertentangan satu dengan yang lain dan Anda akan bingung. Pada bagian pertama dari studi mengenai karunia-karunia Allah ini, kita membahas seorang wanita yang tulus dalam Alkitab yang keliru percaya bahwa Allah memberi kita pemberian-pemberian buruk seperti kematian dan kemiskinan. Hari ini saya ingin membahas seorang pria yang mempunyai masalah yang sedikit berbeda. Dia percaya bahwa Allah memberi kita pemberian-pemberian yang baik hanya untuk mengambilnya lagi. Anda mungkin bisa menebak bahwa saya sedang berbicara tentang Ayub. Ayub mengalami satu minggu yang benar-benar buruk ini ketika ternaknya dicuri, budak-budaknya dibunuh, dan anak-anaknya tewas ketika satu rumah runtuh menimpa mereka. Untuk beberapa alasan, Ayub mengira Tuhan berada di balik semua kehilangannya karena ia berkata “TUHAN yang memberi dan TUHAN yang mengambil; terpujilah nama TUHAN!” Ayub 121 Jika ada sebuah ayat kitab suci yang telah menyebabkan beberapa gagasan edan tentang karakter Allah, inilah salah satunya. Siapapun yang telah menderita kehilangan mungkin telah mendengar ayat ini. Ini sering dikutip di pemakaman. Kita bahkan menyanyikan lagu-lagu tentang itu. Untuk beberapa alasan aneh orang tampaknya menemukan kenyamanan dalam mempercayai bahwa Allah bertanggung jawab atas kehilangan mereka. Sekarang jangan salah paham terhadap saya – Saya suka sikap Ayub. Dia mengatakan bahwa apapun yang terjadi dalam hidup, dia akan memuji nama Tuhan. Dia bukan orang percaya dalam cuaca baik. Tetapi Ayub masih mengatakan beberapa hal bodoh tentang Allah. Kelak dalam kisah itu Ayub akan datang pada penyesalan akan pilihan kata-katanya dengan mengakui “tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.” Ayub 423. Tapi pertanyaannya masih bergaung Apakah Allah benar-benar memberi dan kemudian mengambil kembali? Setiap gambaran yang kita peroleh mengenai Allah perlu diinformasikan oleh Yesus Kristus. Yesus adalah “cahaya kemuliaan Allah dan gambar NIV representasi yang tepat dari wujud Allah” Ibr 13. Untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang karakter Allah, kita perlu melihat kepada Yesus, bukan Ayub. Dapatkah Anda bayangkan Yesus mencuri atau membunuh? Tentu saja tidak. Jadi bagaimana mungkin sebagian orang berpikir bahwa Allahlah yang bertanggung jawab atas kehilangan Ayub? Sekarang Anda mungkin mengatakan kepada saya, “tetapi Paul, itu ada dalam Alkitab, tepat hitam di atas putih – TUHAN yang memberi dan TUHAN yang mengambil’.” Biarkanlah saya menjelaskannya untuk Anda seperti ini. Jika Anda ingin wawasan yang terbaik mengenai karakter Allah, apakah Anda lebih baik melihat kepada a Yesus, yang mengatakan “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;” Yoh 149, ataukah b Ayub, yang hanya mendengar tentang Tuhan, tetapi tidak benar-benar mengenal Dia lihat Ayub 425? Tampaknya jelas bagi saya bahwa Yesus adalah pilihan yang lebih baik. Bentuklah pandangan Anda mengenai Allah dengan melihat hal-hal yang Yesus katakan dan lakukan. Poster “Ibrani 13” Seperti yang kita lihat di Bagian 1, Yesus datang untuk mewahyukan Allah Sang Pemberi Agung. Apakah Anda telah diberi sesuatu yang baik? Maka pandanglah Tuhan sebagai sumber Anda. Dia memberikan Anda “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” Yakobus 117 Siapakah yang merampok Anda? Tapi bagaimana jika Anda telah menderita kehilangan, seperti Ayub? Dia kehilangan kesehatannya, kekayaannya, dan keluarganya. Godaannya mungkin untuk menyalahkan Tuhan atas kehilangan Anda, seolah-olah Allah telah berubah pikiran. Tapi Tuhan tidak berubah-ubah. Dia tidak berubah seperti bayangan yang bergeser. Dia adalah pemberi yang luar biasa yang tidak pernah menarik kembali karunia-Nya. “Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.” » MSG “Karunia-karunia Tuhan dan panggilan Tuhan berada di bawah garansi penuh – tidak pernah dibatalkan, tidak pernah ditiadakan.” Rom 1129 Jadi jika Tuhan yang melakukan pemberian, siapakah yang melakukan pengambilan? Sekali lagi, Yesus memberikan jawabannya Poster “Yohanes 1010” “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Yoh 1010 Kita seharusnya tidak menjadi bingung tentang dua peran yang berbeda ini. Yang satunya adalah pemberi, yang lain adalah pengambil. Jika Anda telah diberikan sesuatu yang baik, maka mengucap syukurlah kepada Allah. Tetapi jika Anda telah dirampok, jangan menyalahkan Tuhan. Dia tidak berada di balik kehilangan Anda. Manusia secara spektakuler adalah pelajar-pelajar yang lambat. Dari awal sejarah manusia iblis telah berusaha untuk mencuri atau merusak segala sesuatu yang Tuhan beri kepada kita namun masih ada saja sebagian yang berpikir bahwa Allahlah sang pencuri! Tuhan telah memberi kita otoritas atas planet ini dan iblis mengambilnya. Tuhan telah memberi kita kebebasan dan iblis dengan caranya membuat kita memilih jalan perbudakan. Tuhan telah memberi kita hidup yang kekal, kesehatan dan kemuliaan, dan kita kehilangan semuanya. Tapi syukur kepada Tuhan untuk Yesus yang mengambil kembali apa yang iblis telah curi! Karma versus anugerah Jika Anda berpikir bahwa Tuhan memberi dan mengambil, maka Anda telah kehilangan poin tentang Yesus. Yesus datang untuk mewahyukan Bapa yang murah hati dan menghancurkan pekerjaan sang Pencuri 1 Yoh 38. Yesus datang supaya kita memiliki hidup yang penuh, tidak separuh saja. Jika Anda berpikir bahwa Tuhan memberi dan mengambil, maka Anda lebih percaya pada karma dari kasih karunia. Karma mengatakan apa Anda lakukan akan dilakukan kembali ke Anda. Jika Anda sehat sekarang, besok Anda mungkin akan sakit. Jika Anda makmur sekarang, kemiskinan sedang menunggu hanya sekitar tikungan berikutnya. Ketika kekecewaan dan kesulitan datang, Anda tidak akan terkejut. Anda hanya akan menyerah dan berkata, “Aku memang sudah tahu kenyataan itu terlalu bagus untuk tetap bertahan.” Dunia bekerja sesuai dengan prinsip memberi dan menerima, tapi Tuhan hanya memberi. Satu-satunya hal yang akan Dia lepaskan dari Anda – jika Anda mengijinkan-Nya – adalah dosa Anda, rasa malu Anda, penyakit Anda, kekhawatiran Anda dan ketakutan Anda. Dia mengambil hal-hal yang merugikan kita dan hanya memberikan kita hal-hal baik yang memberkati kita. Apakah Anda seorang Ayub atau Daud? Baik Ayub maupun Daud dirampok. Keduanya sangat tertekan dan dikelilingi oleh orang-orang bodoh yang memberi nasihat yang buruk. Tapi tidak seperti Ayub, Daud bersikap sangat mirip Yesus dan merebut kembali apa yang telah dicuri. Mengapa Daud melawan ketika Ayub sudah menyerah? Kita diberitahu bahwa Daud “menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya” 1 Sam 306. Dalam rasa sakitnya Daud merenungkan kebaikan Tuhan dan menyadari bahwa Tuhan itu tidak berada di balik kehilangannya. Dia mengerti bahwa bukan kehendak Tuhan baginya untuk menderita dan, menjadi sedemikian diperkuat, ia berjuang kembali dan menang. Saya berharap saya bisa kembali ke masa lalu dan bertemu Ayub sebelum teman-temannya menemuinya. Saya akan mengatakan, “Ayub, Tuhan tidak membunuh anak-anak Anda! Dia tidak mencuri kehidupan Anda dan membuat Anda sakit. Anda telah dirampok! Iblislah yang mendapat Anda. Jangan duduk di sana dalam abu dan menangis tentang hal itu, bangunlah dan lawanlah! Apakah Anda seorang prajurit atau orang lembek? Apakah Anda seorang pemenang atau korban?” Gereja tidak akan pernah melihat kemenangan jika kita berpikir Tuhan ada di balik penderitaan kita. Jika kita berpikir Allahlah yang merampok kita, kita bahkan tidak akan menolak. Kita akan membiarkan setan menari waltz dan menjarah keluarga kita sambil bernyanyi “Dia yang memberi dan yang mengambil.” Lucu, tapi saya tidak bisa membayangkan Yesus ataupun Daud melakukannya. Sudah terlalu lama kita telah dilumpuhkan oleh ketidakpastian yang benar-benar hanyalah nama lain untuk ketidakpercayaan. Jangan melihat kepada Ayub, lihatlah kepada Yesus! Yesus tidak pernah bingung tentang siapa yang sedang memberi dan siapa yang sedang mengambil. Catatan Tulisan ini adalah terjemahan artikel yang ditulis oleh Paul Ellis di websitenya. You can also read the original English article “Does God Give and Take Away?”.
Pialang saham Jesse Livermore by ist Bacaan 1 Yeh 281 – 10Injil Mat 1923 – 30 Gusti Ingkang Maringi, Gusti Ugi Ingkang Mundhut Jesse Livermore, lahir di Massachusetts, seorang ialang yang mulai mengenal pasar saham di usia 14 tahun, minggat dari rumah dengan hanya berbekal US$ 5. Ia menjadi orang terkaya berkat kemampuannya menjadi pialang saham. Namun hal tersebut tak berlangsung lama saat tahun 1929, karena pasar saham Amerika Serikat jatuh. Livermore dinyatakan bangkrut pada 1934. Ia terlilit masalah keuangan. Miliarder ini kemudian mengakhiri hidupnya dengan menembak kepalanya. Ungkapan syukur Yehezkiel bahwa Allah telah memberikan raja yang lebih bijak dari Daniel ternyata malah membawa petaka bagi kota Tirus. Raja Tirus telah menyalahgunakan posisi ilahinya sebagai raja. Kebijaksanaan dan kekayaannya telah menjerumuskannya dalam kesombongan dan menganggap diri adalah Allah. Oleh hujatannya itu Allah akan menghukum lewat musuhnya, Tirus akan diratapi dan jatuh ke tangan musuh Bagi orang Yahudi, melaksanakan seluruh ketetapan Allah dan mendapat kekayaan adalah tanda bahwa ia “diberkahi” Allah. Bagi Yesus pemahaman seperti itu belum cukup, pada tahap selanjutnya seseorang diminta iklas untuk melepaskan kekayaan yang katanya Berkah Allah tersebut. Pada tahap ini pemuda kaya dalam kisah sebelumnya gagal memenuhi syarat. Pemuda itu seolah tidak iklas melepas hartanya untuk dibagikan kepada warga miskin padahal katanya harta adalah pemberian Tuhan, giliran diminta tidak iklas? Tantangan hidup miskin secara radikal telah diterima oleh para rasul, Petrus sebagai wakil para murid mengungkapkan bahwa mereka telah meninggalkan segalanya keluarga, bisnis nelayan, dan harta untuk mengikut Yesus. Dan inilah jawaban Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” Pesan hari iniTuhan yang memberi, Tuhan pula yang akan mengambil. Apa yang telah diberikan kepada Raja Tirus oleh Allah, yaitu jabatan, kebijaksanaan dan kekayaan malah membuatnya sombong dan menghujat Allah, maka Allah mengambilnya kembali sebab Ia memiliki hak untuk itu. Sebagai murid Kristus, harus iklas secara radikal mau meninggalkan semuanya. Janganlah harta menjadi halangan untuk bertemu Kristus dalam kehidupan kekal nanti. “Ketika semuanya tampak bertentangan dengan Anda, ingatlah bahwa pesawat lepas landas melawan angin, bukan terbang dengan angin.” Henry Ford Bersatu Melawan Coronavirus
allah yang memberi allah yang mengambil